Hei kau, aku tau kamu sudah berbeda dari yang dulu. Orang-orang yang dulu pernah memandangmu sebelah mata, sekarang telah menganggapmu.
Dulu aku berfikir, kau sengaja melakukan hal-hal bodoh, agar mereka juga memperhatikanmu. Pada awalnya aku menganggap kamu tidaklah penting. Orang bodoh yang cuma senang bermain-main. Tetapi aku mulai berfikir saat kau terus melakukan hal konyol, tanpa sebuah alasan yang jelas. Kupikir saat itu kekonyolanmu mulai menutupi kesendirianku. Kemudian setiap kali aku melihatmu, aku mulai memikirkan tindakanmu. Ketika kau berusaha untuk menumbuhkan sebuah ikatan pada orang lain, membuatku senang berada di dekatmu. Tak tau kenapa, aku merasa lega. Tapi pada saat yang sama aku jadi mengingat kesendirianku. Aku berusaha terus menerus untuk melarikan diri dari kesendirian. Dengan tujuan untuk melupakanmu dan dengan tujuan untuk mengisi kesendirianku. Tapi akhirnya, aku tidak bisa melakukan itu. Dan aku mulai menyayangimu. Saat kita dulu bersama, kau selalu mengoceh tentang kekonyolanmu. Dan kau terus tumbuh menjadi semakin hebat. Dan aku menyadari, aku mempunyai keinginan untuk mengalahkanmu juga. Dan aku mulai menganggap keluargamu sebagai keluargaku sendiri. Itu sebabnya aku tidak bisa melihatmu sedih… itu benar, rasanya…… sangat menyakitkan. Setiap kali aku mengerti rasa sakitmu, akhirnya aku melihatmu sebagai orang yang kuat. Tapi disisi lain, aku tidak bisa membiarkanmu karna kau terus semakin berkembang. Melihat itu aku jadi iri padamu.
Itulah kenapa, aku selalu mengejarmu. Kau punya kekuatan yang tidak aku miliki. Kau selalu berjalan di depanku. Kau adalah… tujuanku.
No comments:
Post a Comment