Thursday, September 17, 2020

The Last

Sesuatu yang baik, pasti sulit diraih!

Begitulah kata kebanyakan orang. Dan aku telah merasakannya sendiri. Aku sendiri merasa setengah mati untuk meluluhkan hatinya. Sudah sekian lama aku mendambakannya, sejak pandangan pertama hingga terakhir aku melihatnya perasaan ini tetap sama. Perasaan ini tak dapat aku pungkiri, aku mengaguminya.

 

Sejak pertama aku berkenalan dengannya, dan setiap aku satu kereta dengannya perasaanku sangat tak terkendali, aku begitu bahagia saat bisa satu kereta dengannya. Entah itu disengaja maupun tidak. Bahkan aku rasanya ingin terus bersamanya, memandangnya melayani penumpang dan melihatnya tertawa, sungguh damai hati ini melihatnya. Aku sangat menantikan saat-saat kereta dari arah wilayah timur datang dan berhenti di stasiunku, berharap dirinya turun menyambut penumpang. Tapi moment-moment seperti itu sangat jarang, terbilang sangat langka. Maka dari itu setiap aku melihatnya di peron atau aku satu kereta dengannya itu adalah moment-moment terindah dalam hidupku. Dan moment terbaikku adalah saat aku satu kereta dengannya ke arah Surabaya, di kereta Bangunkarta. Ya, saat itu adalah moment terbaikku, dimana dia makan disampingku dan berbincang-bincang denganku. Aku sangat rindu moment seperti itu. Bahkan hal bodohpun sempat aku lakukan 2x. Aku mengikutinya hingga ke Malang. Meski respon yang ku dapat tidak begitu baik tapi hatiku sangat senang bisa bersamanya di satu rangkaian. Aku tidak memikirkan kelelahan yang kuderita, aku hanya merasa lega dan senang bisa menemaninya berdinas.

 

Setalah pensiun dari pekerjaan pramugari kereta, aku hampir kehilangan jejaknya. Tapi entah kenapa ada satu moment dimana dia muncul di status handphoneku. Setelah itu aku mencoba untuk menyapa dirinya. Sungguh senang sekali hatiku dapat berkomunikasi dengannya. Tapi di satu moment ada kesalahan yang aku buat hingga membuatnya memblokir nomorku. Tapi sumpah, entah kenapa hatiku berkata bahwa dia akan kembali padaku entah kapan dan bagaimana caranya. Terlihat mustahil bukan? Dia seseorang yang memiliki paras ayu dan punya banyak penggemar, masa akan kembali kepadaku yang notabene tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka dan aku juga jauh dari kata menarik. Semenjak komunikasi kami terputus, aku sempat dekat dengan beberapa perempuan. Tapi entah kenapa kadang di hatiku terselibat dirinya. Aku mencoba melupakannya karena aku tidak ingin menyakiti perasaan wanita yang sedang dekat denganku. Tapi semakin aku lupakan, aku makin sulit melupakannya, dan semakin aku biasa saja semakin kadang aku ingat. Apalagi bila aku tau kereta yang biasanya dia dulu berdinas akan datang ke stasiunku, padahal aku tau dirinya tak akan ada, tapi hatiku masih saja bergetar hebat dan menunggu saat keretanya tiba. Aku bahkan sempat mengadu pada Allah, kenapa aku ini sampai seperti ini pada seseorang yang tidak menyukaiku. Lantas aku menguatkan hati bahwa aku harus fokus pada apa yang aku punya. Tapi seiring berjalannya waktu, apa yang aku miliki juga ingin meninggalkanku dengan berbagai alasannya. Aku berdoa pada Allah, apakah ini cobaanku untuk sabar dan terus berjuang atau memang dia bukan yang terbaik untukku menurutNya. Setelah sekian waktu aku berdoa dan berusaha memperbaiki hubunganku entah kenapa aku merelakannya. Aku tidak melarangnya pergi. Aku sangat tidak ingin seseorang terpaksa mencintaiku nantinya. Malam itu juga aku mengakhiri semuanya secara baik-baik. Aku terus berdoa pada Allah agar dikuatkan imanku supaya aku tidak kecewa pada takdirNya dan mempercayai bahwa rencanaNya jauh lebih baik, sepintas muncul kembali ingatanku tentang seseorang yang aku kagumi sejak dulu. Tapi aku sadar bahwa aku sudah di blokir olehnya. Dan kemungkinan itu sangat kecil untuk bisa berkomunikasi dengannya, bahkan hampir tidak ada kesempatan itu. Aku hanya pasrah.

 

Dan benar saja, keesokan harinya dia yang tak henti aku kagumi menghubungiku, duluan! Dia menghubungiku malam hari tapi aku sudah tidur, begitu aku bangun dan melihat handphoneku namanya muncul di kotak pesanku. Aku merasa….. seperti mimpi. Tapi aku sadar ini tidak mimpi. Sungguh aku sangat kegirangan seperti orang gila. Aku bertanya tanya pada Allah, apa maksud semua ini, kenapa dia kembali, kenapa dia sampai bisa seperti ini? Apakah ini sebuah pertanda atas doa-doaku selama ini, atau…. Bagaimana? Antusias dalam diriku begitu bergejolak untuk berusaha lebih keras meluluhkan hatinya. Aku sangat menikmati saat-saat berdua berkomunikasi dengannya, mendengar suaranya kembali, aku sangat senang. Hanya saja aku belum melihatnya lagi. Beberapa hari setelah kami berkomunikasi, aku tau dia sedang ada di Yogyakarta, meski sudah 2 hari berlalu aku mencoba untuk mengejarnya kesana. Tapi disaat aku tiba disana, dia telah pulang. Tapi entah kenapa hatiku ingin sekali ketempat asalnya, di Ponorogo. Aku niatkan diriku untuk kesana meski aku tau aku sangat tidak mungkin bertemu dengannya, tapi aku tetap melanjutkan niatku. Minggu, 13 September 2020 pukul 08.00 aku berangkat dari Klaten menuju Ponorogo. Ada harapan besar di hatiku untuk bisa bertemu dengannya, tapi sisi lain aku sangat sadar itu sangat sulit. Begitu aku memasuki wilayah kabupaten Ponorogo, aku senang sekali, hatiku gemetar sama seperti saat aku tau dia akan turun dari sebuah kereta untuk menyambut penumpang. Aku lanjutkan perjalananku menuju tujuan samarku ke rumahnya di daerah Siman. Setibanya aku di daerah sana, aku bertanya pada tiap orang disana apakah mereka tau rumah wanita ini. Hasil yang aku dapat adalah nihil. Aku mencoba menghubunginya namun handphonennya tidak aktif. Pukul 14.30 aku memutuskan untuk pulang setalah beberapa jam aku berpetualang sendiri. Setibaku di rumah nenek, dia menghubungiku. Dan aku masih belum bisa mendapatkan alamatnya. Tapi aku tidak putus asa sama sekali, justru aku semakin giat berusaha untuk meluluhkan hatinya dan berdoa serta lebih taat beribadah pada Allah agar dia menjawab doa-doaku selama ini.

 

Aku belum pernah seperti ini, feelingku begitu kuat padanya. Feelingku pernah tepat sekali, dan akan tepat untuk yang kedua kali. Aku telah menemukan sesuatu yang patut aku perjuangkan. Dan Allah tidak tidur dan tidak tuli. Dia akan melihat usaha dan doa-doa yang aku panjatkan sambil menyebut namanya dalam setiap doa.





No comments:

Post a Comment