Ada kalanya, saat peran kita akan
terbalik.
Hal itu yang pernah terucap keluar dari mulutku pada
seseorang.
Dan aku merasakan itu.
Dimana peran manusia terbalik.
Saat aku menyakiti, aku akan disakiti.
Saat aku pergi, aku akan ditinggalkan.
Saat aku sabar, aku akan sadar.
Sadar akan jawaban yang di berikan oleh waktu.
Mengikhlaskan.
Seseorang berkata, jika lelah menunggu, ikhlaskan.
Karena pada akhirnya, ikhlas bukan untuk orang lain.
Bukan untuk melindungi orang lain.
Bukan untuk menyenangkan orang lain.
Melainkan demi kebaikan dirimu sendiri.
Luka.
Saat kepergianmu, meninggalkan segala bentuk kekecewaan.
Pantaskah aku tetap bertahan demi sebuah mimpi di masa
depan.
Meski aku tau aku akan terluka.
Meski aku tau akan berujung duka.
Namun hatiku tetap menikmati luka.
Pengorbanan.
Segala bentuk pengorbanan yang terlihat ataupun tidak.
Yang memiliki nilai atau tidak di matamu.
Tetesan keringat, tarikan nafas, sekujur tubuh yang tak
nyaman.
Dapatkah kau melihat itu semua?
Bisakah engkau merasakan itu semua?
Haruskah aku mengejar seseorang yang memiliki tekad kuat
meninggalkanku?
Meskipun aku berhasil mendapatkan kembali.
Apakah aku akan hidup dalam cinta yang penuh dengan
pengejaran?
Dapatkah kau mengajariku cara merelakan tanpa harus
membenci?
Hidup dan berjuang sekali lagi.
Wahai kamu, aku sendiri merasa.
Kalau sebaiknya aku tak pernah terlahirkan ke dunia ini.
Dengan keberadaanku saja, dunia sudah membenciku.
Aku, kalau bisa memberikan kebahagiaan pada beberapa orang
saja.
Aku rela mengorbankan nyawaku.
Tapi, saat itu aku punya harapan di dalam hatiku.
Jika, aku diberi kesempatan untuk berjuang kembali.
Saat itu pasti, aku akan berjuang demi apa yang aku yakini.
Keinginan hati.
Sekarang aku jadi mengerti maksud dari, apa yang dilakukannya
waktu itu.
Semua orang yang kulihat pasti seperti itu.
Mau itu bir, wanita, atau bahkan kepada Tuhan, keluarga,
pemimpin, impian, anak, kekuatan.
Manusia kalau tak dimabuk oleh sesuatu, takkan bisa bertahan
hidup di dunia ini.
Manusia itu pasti diperbudak oleh sesuatu.
Akupun juga begitu.
Lalu, kau itu apa?
Saat itu, kenapa… kau meninggalkanku?
Apakah aku tidak pantas menjadi bagian dalam hidupmu?
Usai.
Ada saatnya untuk seseorang harus melepaskan sesuatu.
Bukan karena tidak mencintainya.
Tetapi demi menjaga hati kita sendiri.
Agar tidak terluka lagi oleh sikap yang sama.
Dan cerita yang sama.

No comments:
Post a Comment