Dia mengajarkanku banyak
hal. Beberapa sangat berarti, dan beberapa tidak. Main kartu adalah salah
satunya. Aku bisa bilang aku tidak sedih, namun aku bohong. Masalahnya adalah
dunia tidak akan membiarkanku jadi anak kecil selamanya, jadi aku juga tidak
bisa berbohong tentang menangis. Aku akan selalu menghapus tanggung jawabku
sebagai seorang pengacau. Itulah sebabnya aku sering mengacau saat aku masih
kecil dan Renata selalu menasehatiku. Aku harus bilang… dia adalah seorang
sahabat yang aneh, yang tidak bisa aku mengerti. Namun aku selalu berfikir dia
adalah orang dewasa terkeren yang pernah aku kenal. Dan sekarang, ini
giliranku. Jadi aku harus tumbuh menjadi orang dewasa yang keren juga.
Biasanya,
semua orang berusaha memutus ikatan mereka denganku. Tapi dia… dia tidak pernah
meninggalkanku. Kenapa Tuhan harus mengambilnya secepat ini?
Dairobi, Ren…
Bayangan dari tragedi itu selalu melintas di mata ini. Mungkin akan lebih baik
untuk tidak mengingatnya sama sekali. Tapi… tapi meskipun itu baik atau buruk,
mata ini memegang peran bagaimana perasaanku kepada mereka berdua. Jika orang
berpikir bahwa sisi negatifnya akan selalu menjadikan perasaan tragedi itu,
maka aku harus pastikan kepada teman-temanku agar menghargai teman-temannya
agar hal itu tidak terjadi.
Jadi aku harus mempercayai dia juga. Tapi bagaimana
jika dugaanku salah? Ya itu benar, aku masih berusaha untuk berpegang pada
aturanku saja. Renata... demi hubungan kita, kau berjalan mendekatiku hari itu.
Kalau saja aku bisa memperpanjang dan menerima kebaikanmu. Jika saja aku
mengerti pertanda yang kau berikan.
Dan mungkin aku harus menebus kesalahanku
selama ini hingga akhir khayatku. Tapi setiap manusia, entah yang hebat ataupun tidak, pasti merasakan beban yang sama. Aku pun juga sama.
Bagi korban, pelaku
dan orang ketiga itu sama saja. Orang-orang tidak akan jadi lebih baik dari
seorang penjahat jika mereka tidak mencoba untuk menolong. Kalau kau cuma
kasihan pada korban dan tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan ketamakan
orang jahat, kau juga salah.
Renata, apa kau melihatnya? Aku tidak akan pernah melupakan kau dan Tobi. Kupikir tadi aku harus mencari orang yang baru. Dia... aku akan mempercayai dia. Dan Tobi, Ren aku telah membuat tekad. Aku akan percaya pada
dia dan aku akan menjaganya sepenuh hatiku.
No comments:
Post a Comment