Thursday, January 31, 2019

Alive



Ini bukan bagaimana kau hidup, tapi bagaimana kau mati di dunia ini. Sesorang hidup tidak diukur bagaimana mereka hidup, melainkan apa yang telah berhasil mereka lakukan sebelum kematian mereka. Jika dilihat kebelakang, hidupku tidak ada apa-apanya tapi hanya kegagalan. Di tolak dalam keluarga seseorang yang aku cintai, tidak ada disaat terakhir saat sahabatku pergi. Dibandingkan dengan tindakan besarnya, tindakanku hanya sia-sia dan tidak penting. Aku berharap suatu hari nanti aku dapat mati dalam keadaan baik. Sebuah kisah hanya baik jika diakhir kejadian tidak berbelok. Kegagalan hanya dilihat sebagai sekedar hiburan. Itu merupakan cobaan, yang mengasah kemampuanku. Aku percaya itu. Dan sebagai gantinya, aku akan mencapai suatu perbuatan yang besar, bahwa itu akan menghilangkan semua kegagalanku. Dan aku akan berakhir sebagai orang yang baik dan hebat! Setidaknya begitulah yang seharusnya terjadi… tapi, mungkin cerita ku akan berbeda. Ceritaku akan berakhir seperti apa, aku tidak tahu. Ramal-ramalan Renata bilang aku akan menjadi pemimpin keluarga yang hebat yang akan membawa stabilitas seluruh keluarga besarku dalam kebaikan. Aku pikir aku akan terus bersama dia, melihat dia dan berbagi cerita masa lalu. Tapi pada akhirnya, itu akan berbeda. Betapa menyedihkannya…
Renata berubah setelah orang tuanya tewas. Ia menjadi terobsesi dengan beberapa hal. Mungkin dia ingin melihat orang tuanya, atau dia berusaha mengubur semuanya dan mencari siapa sebenarnya dia yang bertanggung jawab atas kematian mereka. Orang tuaku masih ada, aku dituduhnya tidak bisa mengerti perasaannya. Mungkin dia benar, dan aku tidak mengerti beberapa hal tentang dia. Namun… aku bisa melihat ada terlalu banyak kesedihan dan kebencian di dunia ini. Dan aku ingin melakukan sesuatu dengan kebenciannya, tapi aku tidak yakin apa yang harus aku lakukan. Tapi aku memiliki keyakinan, bahwa sekarang dia sudah menemukan kebahagiannya. Meski dia sudah tidak ada, kebahagiaan akan menghampirinya disana. Dia dapat bertemu orang tuanya, itulah yang membuatnya bahagia. Dan aku juga yakin suatu saat akan ada orang-orang benar-benar dapat memahami satu sama lain. Walaupun, semua ini terdengar agak rumit. Senyumanmu menyelamatkanku. Aku senang menjadikanmu sahabatku, Renata.

No comments:

Post a Comment