Ini
terjadi lagi, Haque...
Aku sudah berjuang keras, namun tetap saja...
Apakah aku harus membohongi diri sendiri lagi?
Waktu itu adalah kali pertama aku membohongi diri sendiri.
Sejak saat itu, aku meyakinkan diriku sendiri kalau aku tidak pernah memiliki
pilihan lain. Tapi, jujur saja dampaknya tidak terlalu buruk. Aku dapat kesana
kemari dengan mudah. Dan aku tidak perlu khawatir akan hidupku disana. Tapi
yang lebih penting, adalah perasaan dibutuhkan oleh orang lain. Untuk pertama
kalinya aku hidup demi orang lain. Bagiku, itu adalah sesuatu yg paling
berharga. Kemudian, pada hari itu... Aku kembali teringat kalau semua yang
dalam hidupku hanyalah kebohongan. Dan sekali lagi, aku berbohong. Aku
berbohong demi menyelamatkan dirimu. Akan tetapi, keputusanku ternyata salah
besar. Saat itu aku sadar, ini adalah hukuman untukku. Aku dihukum bukan karena
telah membohongi semua orang. Tapi karena keyakinanku yang percaya bahwa
hidupku dibutuhkan oleh orang lain. Inilah akibatnya karena telah membohongi
diri sendiri. Inilah hukumannya. Saat aku membuka mataku, yang pertama kulihat
adalah kebebasan yang membentang luas di depan mataku. Kalau memang takdir itu
ada, aku hanya bisa tertawa karena takdirku bisa berubah dalam sekejap. Dan
saat itu, aku berjanji pada diriku sendiri. Kalau aku tidak akan berbohong
lagi. Aku tidak akan membohongi diriku sendiri. Mulai sekarang aku akan hidup
sebagai pribadi yang jujur. Kemudian, aku bertemu denganmu. Saat itu aku
langsung tahu kalau kau sama denganku. Kalau kau berbohong pada dirimu sendiri.
Kau seperti seseorang yang mati-matian meyakinkan diri. Tapi, Haque... Karena
itulah aku takkan memintamu untuk memahamiku. Hanya saja, kau memberiku
kesempatan terakhir untuk jujur pada diriku sendiri.
No comments:
Post a Comment