28 Agustus 2021
Sebelum pertemuan kami di tanggal itu, aku
melakukan pengkhianatan terakhir.
Aku tak percaya aku benar-benar melakukannya.
Kenangan yang kami lalui bersama seperti
baru kemarin.
16 September 2021
Aku semakin menyadari ketulusannya.
Aku bersamanya sejak saat itu.
6 November 2021
Aku sudah tahu kebenarannya.
Aku tak tahu harus bagaimana.
Haruskah aku menerima bahwa itu takdir?
Hujan terus turun.
Aku ingin membalas sakit hatiku tempo hari.
Aku tak di sana saat dia sakit.
Kebahagiaanku perlahan mati bersama waktu.
Aku tak bisa meraih dan mempertahankan…
Kebahagiaan yang kulihat di depanku.
Andai saja…
Aku memohon kepadanya untuk tidak pergi.
Aku telah bersengkongkol dengan diriku
untuk membunuh masa laluku.
Jika tidak, aku akan gila.
Namun, kau bilang
Ingin hidup
Bersama laki-laki sepertiku.
Aku meninggalkan Ponorogo dan datang ke
Semarang.
Kapan dia menjadi
Orang yang sangat kusayangi?
Dia masih belum terbiasa, tapi sepertinya
dia menikmati caraku.
Aku senang melihat garis wajahnya telah
melembut.
12 November 2021
Hujan semakin deras.
Aku merasa musim dingin sudah tiba.
Dia adalah wanita yang merampas
kebahagiaanku…
Yang sangat kubenci hingga ingin ku caci
maki.
Tapi dengan semua yang terjadi, aku sungguh
jatuh cinta kepadanya.
Dia akan melakukan dosa lagi.
Namun, setelah semua dosa yang dia lakukan
selesai,
Aku yakin dia akan menjaga lebih banyak
daripada dosa yang dia lakukan dulu.
Aku tak boleh membiarkannya begitu saja.
Aku ingin menjaganya tetap hidup…
Meski harus mengorbankan sesuatu yang
berharga.
Selamat tinggal…
Untuk wanita kedua…
Yang pernah kucintai.
![]() |
![]() |


